Rusia Setuju "Nyerahin" Suriah ke Turki


 
 
Kawasan Syam akan menentukan peta geopolitik dunia. Aliansi antar negara pun bisa berubah. Saat ini Turki-Rusia menjadi aliansi kuat yang menentukan.

Berikut analisa terbaru dari pengamat internasional Hasmi Bachtiar yang saat ini S2 di Hubungan Internasional Lille Prancis.

Disampaikan di akun twitternya @hasmi_bakhtiar (2/1/2017):

1. Pasca Dubesnya diracun di Tel Aviv (30/12/2016), Rusia setuju "nyerahin" Suriah ke Turky dengan beberapa syarat diantaranya Turky serius cabut dari NATO.

(Link Dubes Russia: http://www.ynetnews.com/articles/0,7340,L-4900736,00.html)

2. Mendengar kabar tsb ga cuma Amrik dan Iran yang panas dingin, beberapa negara arab khususnya Saudi mendadak diare :D

3. Saudi jelas marah dg keputusan Rusia "nyerahin" Suriah ke Turky. Ini ga cuma masalah bagi2 "ghonimah" tapi juga masalah
kehormatan.

4. Saudi yang menganut monarki liberal masih susah mengakui ketertinggalan dari Turky yang menganut demokrasi islam :D

5. Erdogan dan Putin sudah paham siapa musuh mereka, ke depannya tinggal adu siasat antara Erdogan dan Putin bagaimana tampil di kawasan :D

6. Asad terus provokasi gencatan senjata yang disepakati Turky dan Rusia, itu semua perintah dari Iran.

7. Bukan karena Iran masih punya kekuatan, gw yakin Iran saat ini sudah "habis" terutama di Suriah.

8. Tapi Iran lewat provokasi Asad ingin minta "jatah" ke Putin. Sama halnya Saudi juga minta bagian, tapi Rusia dan Turky menolak.

9. Gw ngelihat penolakan Rusia-Turky terhadap Iran dan Saudi ini lebih krn faktor isi kesepaktan Rusia-Turky ke depan. Apa itu masih rahasia.

10. Putin bukan politisi karbitan, mustahil beberapa kali dia mau "ngalah" ke Turky kalau Turky negara kacangan.

NB: Saat ini, Turki-Rusia saling bahu membahu menghancurkan dan membersihkan ISIS dari wilayah Al-Bab Suriah.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Rusia Setuju "Nyerahin" Suriah ke Turki"

Posting Komentar